Katanya, pejabat itu cerminan rakyat.
Lucu juga. Soalnya waktu lihat kelakuan mereka yang doyan jalan-jalan pakai uang rakyat, kita cuma bisa geleng-geleng—padahal yang milih kita juga.
Mereka korupsi, kita marah. Tapi pas ada yang bagi sembako atau kaos, langsung baris.
Mereka tipu data, kita baper. Tapi pas disuruh baca berita utuh, malah skip.
Mereka pura-pura kerja, kita pura-pura peduli. Cocok sih. Sepakat.
Kadang kelakuan atas kayak sinetron, tapi kita nontonnya kayak sinetron juga: rajin, setia, dan gak pernah protes ke penulis skenario.
Hebatnya, kita selalu merasa bukan bagian dari masalah. Padahal ya… siapa yang nyetel channel-nya?
Cermin itu nggak bohong, cuma sering retak. Tapi kalau tiap hari kita biarin yang retak makin lebar, ya jangan kaget kalau akhirnya yang kelihatan bukan wajah… tapi ilusi.
Jadi, pejabat salah? Iya.
Rakyat salah? Bisa jadi.
Yang pasti, negeri ini butuh lebih dari sekadar sindiran. Butuh sadar bareng-bareng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar