Sejak kecil, kami terbiasa hidup tanpa banyak waktu bersama orang tua. Pagi mereka pergi sebelum kami terbangun, pulang saat hari mulai gelap. Waktu berkumpul hanya sekejap, seringkali hanya untuk melihat lelah di wajah mereka sebelum akhirnya kami terlelap.
Kami belajar memahami tanpa banyak bertanya, belajar mandiri tanpa banyak bimbingan. Lalu setelah lulus SMP, kami harus pergi lebih jauh, merantau, menjalani hidup sendiri. Tidak ada lagi suara mereka di pagi hari, tidak ada kehangatan rumah saat pulang. Yang tersisa hanya rindu yang tidak bisa diungkapkan, dan doa-doa yang kami titipkan di setiap sujud.
Terkadang hati bertanya, bagaimana rasanya tumbuh dengan dekapan orang tua setiap saat? Bagaimana rasanya pulang dan selalu ada yang menyambut? Tapi hidup mengajarkan kami bahwa rindu adalah bagian dari perjuangan, dan sejauh apa pun kami pergi, hati kami tetap tertinggal di rumah—menunggu saat bisa kembali, meski tak tahu kapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar