Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

begitulah siklusnya: marah, kecewa, tehibur, lupa.

Tidak bisa berkata kata lagi setiap lihat berita, vidio singkat, rasa campur aduk marah, kecewa dan ingin teriak tapi itu percuma rasanya. Kita ini bangsa dengan jiwa pemaaf. Hari ini marah, kecewa, bahkan merusak karena merasa dikhianati. Namun, ketika pesta digelar, ketika janji-janji manis ditebar, luka seakan sirna. Rakyat kembali tersenyum, seolah tak pernah ada luka yang menganga. Dan begitulah siklusnya: marah, kecewa, tehibur, lupa. Berulang-ulang, dari zaman ke zaman. Namun, siklus itu tak berhenti di sana. Akan datang lagi momen ketika suara rakyat ingin didengar, ketika aspirasi kembali digemakan. Rakyat turun ke jalan, menulis di media, menyuarakan hati dengan lantang. Tapi sering kali suara itu hanya menjadi gema sesaat, hilang ditelan hiruk pikuk pesta berikutnya. Kita pun kembali berjalan di lingkaran yang sama. Marah, kecewa, terhibur, lupa — lalu berteriak lagi menyampaikan aspirasi, berharap kali ini didengar sungguh-sungguh. Tetapi roda sejarah kadang berputar bukan...

Postingan Terbaru

Rawat Pencernaan Kulit Glowing

Sosial Media dan Hati

tentang Orang Tua & Kehadiran

Lelah & Sabar Palsu

Kesederhanaan dalam Shalat

Dunia Bukan Tujuan Hidup

Jadi Orang Tua: Pekerjaan Penuh Waktu Tanpa Cuti dan Tanpa Bayaran

Refleksi Jiwa: Saat Sempit Ingat, Saat Lapang Lupa

Refleksi Jiwa: Tentang Malam, Tidur, dan Ayat yang Tak Pernah Kita Sadari

Saling Menyempurnakan